Sabtu, 07 Mei 2011

Apa yang anda ketahui tentang Hepatitis B ??

Keep Your Heart !!!
 

Sebenarnya sudah lama saya ingin posting mengenai topik yang satu ini, sesuai dengan judulnya, Apa yang kita ketahui mengenai penyakit Hepatitis B? saya yakin mungkin banyak dari teman-teman atau bahkan rakyat Negeri Indonesia kita tercinta ini banyak yang belum tau mengenai penyakit yang satu ini, atau mungkin jika sudah tau tapi belum sadar betul betapa bahayanya penyakit ini dan parahnya lagi berdasarkan survey 6 -10% warga negara Indonesia adalah penderita penyakit Hepatitis B Chronis.


Mungkin teman-teman lebih familiar denga penyakit HIV atau AIDS, tapi tahukah anda, bahwa sebenarnya virus HBV atau Hepatitis B lebih ganas 100x dibandingkan virus HIV AIDS !!! lebih agresif dan lebih cepat berkembang biak dibandingkan HIV AIDS !!!

Hepatitis B merupakan salah satu penyakit menular yang tergolong berbahaya didunia, Penyakit ini disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB) yang menyerang hati dan menyebabkan peradangan hati akut atau menahun. Seperti hal Hepatitis C, kedua penyakit ini dapat menjadi kronis dan akhirnya menjadi Sirosis (Pengerutan dan pengerasan) dan kanker hati. Hepatitis B merupakan jenis penyakit yang menular, proses penularan Hepatitis B yaitu melalui pertukaran cairan tubuh atau kontak dengan darah dari orang yang terinfeksi Hepatitis B.

Adapun beberapa hal yang menjadi pola penularan antara lain penularan dari ibu ke bayi saat melahirkan, hubungan seksual, transfusi darah, jarum suntik, maupun penggunaan alat kebersihan diri (sikat gigi, handuk) secara bersama-sama. Hepatitis B dapat menyerang siapa saja, akan tetapi umumnya bagi mereka yang berusia produktif akan lebih beresiko terkena penyakit ini.

1. Gejala Hepatitis B
Secara khusus tanda dan gejala terserangnya hepatitis B yang akut adalah demam, sakit perut dan kuning (terutama pada area mata yang putih/sklera) gejala tersebut terjadi pada penderita pada tahap Akut. Namun bagi penderita hepatitis B kronik akan cenderung tidak tampak tanda-tanda tersebut, sehingga penularan kepada orang lain menjadi lebih beresiko.

2. Penanganan dan Pengobatan Hepatitis B
Untuk memastikan bahwa seseorang menderita penyakit Hepatitis B adalah perlunya dilakukan test HbSag dan Anti HbS, apabila sudah diketahui memiliki kadar HbSag Positif (Menderita Hepatitis B), maka diperlukan penanganan lanjut dan pengobatan terhadap hepatitis B, yaitu pengobatan telan (oral) dan secara injeksi. 


a. Pengobatan oral yang terkenal adalah ;
- Pemberian obat Lamivudine dari kelompok nukleosida analog, yang dikenal dengan nama 3TC. Obat ini digunakan bagi dewasa maupun anak-anak, Pemakaian obat ini cenderung meningkatkan enzyme hati (ALT) untuk itu penderita akan mendapat monitor bersinambungan dari dokter.
- Pemberian obat Adefovir dipivoxil (Hepsera). Pemberian secara oral akan lebih efektif, tetapi pemberian dengan dosis yang tinggi akan berpengaruh buruk terhadap fungsi ginjal.
- Pemberian obat Baraclude (Entecavir). Obat ini diberikan pada penderita Hepatitis B kronik, efek samping dari pemakaian obat ini adalah sakit kepala, pusing, letih, mual dan terjadi peningkatan enzyme hati. Tingkat keoptimalan dan kestabilan pemberian obat ini belum dikatakan stabil.

- Dan pengobatan oral yang akhir-akhir ini ditemukan dan menjadi harapan bagi para penderita Hepatitis B adalah Telbivudine . obat ini hampir tidak memiliki efek samping yang berarti bagi penderita hanya saja memang masih ada kontroversi untuk digunakan bagi para ibu hamil, akan tetapi untuk saat ini obat ini masih sangat mahal. Untuk cara kerja obat ini hampir sama dengan obat Analog Nukleusida yang lain yaitu menekan pertumbuhan jumlah virus menjadi jumlah yang sangat kecil atau tidak terdeteksi.

b. Pengobatan dengan injeksi/suntikan adalah ;
Pemberian suntikan Microsphere yang mengandung partikel radioaktif pemancar sinar ß yang akan menghancurkan sel kanker hati tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya. Injeksi Alfa Interferon (dengan nama cabang INTRON A, INFERGEN, ROFERON) diberikan secara subcutan dengan skala pemberian 3 kali dalam seminggu selama 12-16 minggu atau lebih. Efek samping pemberian obat ini adalah depresi, terutama pada penderita yang memilki riwayat depresi sebelumnya. Efek lainnya adalah terasa sakit pada otot-otot, cepat letih dan sedikit menimbulkan demam yang hal ini dapat dihilangkan dengan pemberian paracetamol.

Jujur saja kenapa saya terinspirasi menulis topik mengenai penyakit Hepatitis B ini, karena saya adalah penderita Hepatitis B Kronis. Pepatah mengatakan "Mencegah lebih baik dari pada mengobati". Repot kalo sudah menjadi penderita seperti saya ini makan tidak boleh sembarangan, tiap hari harus mengkonsumsi obat dan itu pun tidak murah, dalam masa terapi selama 6 bulan minimal saya harus mengeluarkan kocek sebesar Rp.2.500.000,- /bulan hmm.. berat buat saya. Semoga dengan adanya tulisan ini saya berharap teman-teman dapat waspada dan melakukan pencegahan untuk melindungi diri sendiri dan orang-orang disekeliling yang kita cintai.  Langkah-langkah pencegahan agar terhindar dari penyakit Hepatitis B adalah pemberian vaksin terutama pada orang-orang yang beresiko tinggi terkena virus ini, seperti mereka yang berprilaku sex kurang baik (ganti-ganti pasangan/homosexual), pekerja kesehatan (perawat dan dokter) dan mereka yang berada didaerah rentan banyak kasus Hepatitis B.


Keep Your Heart - Keep your lovely people !!!

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes